titinsuprayatinihsb@gmail.com +62 853-5860-7454

Hidrosfer

Home Pendahuluan Konsep Hidrosfer Materi Mari Berlatih Contact
Image

Materi

HIDROSFER DAN DAMPAKNYA TERHADAP KEHIDUPAN

Semua air yang terdapat di bumi digolongkan ke dalam lapisan air atau hidrosfer. Letak air dapat di dalam tanah, permukaan tanah, atapun di atmosfer. Diperkirakan hamper ¾ muka bumi tertutup air. Ilmu yang membahas tentang hidrosfer disebut hiirrologi, atau lebih lenhkapnya Hidrologi adalah ilmu yang mempelajari air dalam segala bentuknya (cair,padat, dan gas) pada, dalam, dan di atas permukaan tanah. Termasuk di kimianya adalah penyebaran daur dan perilakunya, sifat-sifat fisika dan kimianya serta hubungannya dengan unsur-unsur hidup di dalam air itu sendiri (Chay Asdak, Hidrologi dan Pengelolaan DAS, hal, 2002).

A. PROSES SIKLUS HIDROLOGI

Di bumi terdapat kira-kira sejumlah 1,3-1,4 km3 air yang berdiri dari 97,5% adalah air laut, 1,75% berbentuk es dan 0,73% berada di daratan sebagai air sungai, danau, air tanah dan sebagainya. Hanya 0,001% berbentuk uap air di udara. Volume air di muka bumi jumlahnya tidak akan habis. Namun demikian, karena adanya proses-proses alam, maka bentuknya bias berubah dan bias berpindah tempat. Siklus hidrologi bukan hanya siklus air, tetapi juga siklus energi. Siklus hidrologi berawal dari pemanasan air, baik yang berada di darat maupun di laut, dan tumbuh-tumbuhan oleh sinar matahari. Akibat dari pemanasan tersebut terjadilah evaporasi (penguapan) dari air laut dan darat dan dari penguapan tumbuh-tumbuhan (transpirasi). Gabungan dari keduanya disebut sebagai evapotranspirasi. Uap air hasil penguapan tersebut naik ke atmosfer menjadi awan. Pada ketinggian tertentu awan akan mengalami pendinginan (kondensasi). Jika kandungan uap airnya mencapai tiitk jenuh, maka akan jatuh ke permukaan bumi (presipitasi) sebagai hujan, salju, es, atau embun. Sebagian air hujan yang mencapai tanah akan memasuki lapisan tanah (infiltrasi), sebagian lagi akan mengalir di permukaan (run off), yang kemudian terkumpul dalam saluran yang dikenal sebagai sungai. Air yang menebus permukaan tanah, mengalir menjadi aliran air permukaan (preatis) da nada yang menjadi air tanah dalam ( artesis). Di beberapa tempat aliran bahwa permukaan akan ke luar permukaan bumi menjadi mata air. Siklus hidrologi akan mencapai tingkat kompleksitas yang tinggi jika semua berjalan dengan natural. Ada beberapa daerah di wilayah Indonesia yang mempunya siklus hidrologi komplek. Oleh karena itu, dikenal ada sikuls kecil, siklus sedang, dan siklus besar. Image
Gambar 1.1. Siklus Air (The Hydrologic cycle)


B. MACAM-MACAM SIKLUS HIDROLOG

Macam-Macam dan Tahapan Proses Siklus Hidrologi :

A. Siklus Pendek / Siklus Kecil

1. Air laut menguap menjadi uap gas karena panas matahari
2. Terjadi kondensasi dan pembentukan awan
3. Turun hujan di permukaan laut
Image

B. Siklus Sedang

1. Air laut menguap menjadi uap gas karena panas matahari
2. Terjadi kondensasi
3. Uap bergerak oleh tiupan angin ke darat
4. Pembentukan awan
5. Turun hujan di permukaan daratan
6. Air mengalir di sungai menuju laut kembali
Image

C. Siklus Panjang / Siklus Besar

1. Air laut menguap menjadi uap gas karena panas matahari
2. Uap air mengalami sublimasi
3. Pembentukan awan yang mengandung kristal es
4. Awan bergerak oleh tiupan angin ke darat
5. Pembentukan awan
6. Turun salju
7. Pembentukan gletser
8. Gletser mencair membentuk aliran sungai
9. Air mengalir di sungai menuju darat dan kemudian ke laut
Image

D. PERAIRAN DARAT

Perairan darat merupakan bagian dari hidrosfer. Perairan darat terdiri dari perairan yang terdapat di permukaan bumi dan di bawah permukaan bumi. Dengan adanya sklus hidrologi, air daratan maupun laut dapat naik ke atmosfer dalam wujud uap air karena adanya pemanasan matahari, kemudia jatuh sebagai hujan di atas daratan dan laut. Di daratan, air hujan tersebut akan dapat mengalami tiga hal, yaitu: menggenang, mengalir, dan meresap. Dengan demikian, air permukaan dapat dibedakan anatar lain sebgai berikut.

1. Air Permukaan

Air permukaan terdiri dari sungai, danau, dan rawa.

a. Sungai
Sungai adalah air tawar yang bergerak melalui saluran alami yang kedua pinggirnya dibatasi oleh tanggull sungai dan bermuara ke laut, danau, atau sungai lain (sungai induk). Beberapa istilah penting yang perlu kita ketahui yaitu alur sungai, daerah aliran sungai, rezim sungai, hilir sungai, hulu sungai, muara ssungai, mata air, dan debit sungai.
1) Menurut genetiknya, sungai dapat dibedakan atas:
• Sungai konsekwen, yaitu sungai yang arah alirannya searah dengan kemiringan lereng sungai (K)
• Sungai subsekwen, sungai yang aliran airnya tegak lurus terhadap sungai konsekwen (S)
• Sungai obsekwen, yaitu anak sungai subsekwen yang aliran airnya berlawanan arah dengan sungai konsekwen (O).
• Sungai insekwen, yaitu sungai yang arah alirannya tidak teratur dan terikat oleh lereng daratan (i).
• Sungai resekwen, yaitu anak sungai subsekwen yang arah aliran airnya sejajar dengan sungai konsekwen . Lihat gambar 2 di babwah ini.

Image
Sumber: Ilustrasi Produksi,2006
gambar 1.2. Pembagian Sungai Menurut Genetiknya
Image
Gambar 1.3. lapisan batuan mengalami pengangkatan Meskipun belum sampai permukaan

Image
Gambar 1.4. sungai reserve tidak sanggup menembus punggung hasil pengangkatan, sehingga sungai berbelok arah.
Image
Gambar 1.5 lapisan batuan mengalammi pengangkatan Meskipun belum sampai permukaan
Image
Gambar 1.6 kecepatan naikny punggung lapisan dapat diimbangi oleh kecepatan daya kikis air sungai

2) Menurut tipenya, sungai dibedakan atas: Sungai epigenesa dan anteseden.
3) Menurut sumber airnya, sungai dapat dibedakan atas: Sungai hujan, sungai gletser, dan sungai campuran.
4) Berdasarkan keadaan airnya sepanjang tahun, sungai dapat dibedakan atas: Sungai permanen, sungai periodik, dan sungai episodic.

b. Danau
Danau adalah cekungan luas di muka bumi yang dibatasi oleh daratan dan terisi oleh air. Air danau berasal dari air hujan, air sungai, air tanah, atau mata air. Air danau dapat berkurang karena adanya penguapan, perembesan ke dalam tanah, dan adanya aliran ke luar oleh sungai. Penguapan dan pengembunan biasanya berimbang, kecuali di daerah yang sangat lembab atau sangat kering.
Secara morfologis (dengan pendekatan cara terjadinya), danau dapat diklasifikasikan menjadi danau tektonik, danau vulkanik, danau tektovulkanik, danau bendungan, danau karst, danau glasial, dan danau buatan. Danau bermanfaat bagi kehidupan manusia, antara lain sebagai sumber air bersih, tempat berternak ikan, sarana olah raga, tempat rekreasi, pembangkit listrik, dan konservasi air.
c. Rawa
Rawa merupakan genangan air di daratan sebagai akibat letaknya yang lebih rendah dari daerah sekitarnya. Hal ini menyebabkan airnya tidak dapat mengalir ke luar dan akan terakumulasi di tempat tersebut dan tanah di dasar rawa akan jenuh air.
Di pulau Jawa, ukuran rawa biasanya tidak luas, tapi di Kalimantan, Papua (Irian Jaya), dan Sumatera bagian Timur, rawa-rawa mempunyai ukuran yang luas. Kedalaman air rawa biasanya dangkal sehingga belum menunjukkan adanya perbedaan suhu. Air rawa biasanya asam sehingga tumbuh-tumbuhan yang tahan asam dapat hidup di daerah ini. Sehingga besar di daerah rawa merupakan tanah gambur.
Berdasarkan pergantian air, rawa dapat dibedakan menjadi dua, yaitu:
1) Rawa yang tidak mengalami pergantian air (air tidak mengalir). Air rawa seperti ini biasanya asam, warna air agak kemerahan dan kurang cocok untuk perikanan. Rawa yang mengalami pergantian air. Air rawa ini mengalami pergantian karena adanya pasang surut. Artinya tidak begitu asam. Baik untuk pertanian dan perikanan.
2. Air Tanah
Merupakan air yang terdapat pada ruang antar butir batuan atau celah-celah batuan. Letak air tanah dapat mencapai beberapa puluh bahkan beberapa ratusan meter di bawah permukaan bumi. Lapisan batuan ada yang lolos air (permeable) dan ada yang tidak lolos /kedap air (impermeable).
a. Macam air tanah
Menurut letaknya, air tanah dapat dibedakan atas: air tanah dangkal (air tanah preatik), yaitu air tanah yang terdapat di atas lapisan kedap air yang paling dekat dengan permukaan bumi, dan air tanah (air tanha artesis), yaitu air tanah yang terdapat pada lapisan lolos air, terletak diantara dua lapisan batuan kedap air.
Air tanha jenis ini memungkinkan terjadinya sumber air artesis, manakala ia dapat muncul sebagai mata air dengan tekanan cukup yinggi.
Menurut asal airnya, air tanah dapat dibedakan atas: air tanah yang berasal dari atmosfer (air meteorik), yaitu air tanah yang berasal dari serapan presipitasi baik dari hujan maupun salju; dan air tanah yang berasal dari dalam bumi, misalnya:
1. Air tanah turbir ( air tanha yang tersimpan di batuan sedimen)
2. Air tanah juvenile (air tanah yang berasal dari air yang naik dari magma bila gas-gasnya dibebaskan melalui mata air)
b. Potensi air tanah
Di daerha endapan, aur tanah pada umumnya berupa air payau, kecuali di daerah bentukan endapan sungai, seperti delta, tanggul sungai dan tanggul pantai, airnya berasa tawar. Air tanah bergerak secara lamban baik vertical maupun horizontal, air tanah bergerak rata-rata 2 meter per hari. Pada lapisan batuan padas akan bergerak lebih lambat sekitar 15 meter per tahun. Di daerah pantai, sering ditemukan kantong-kantong air tawar di antara serapan air asin. Kantong air tawar ini ada karena air hujan yang jatuh di atas wilayah ini mengalami perembesan kea rah bawah (infiltarsi dan perkolasi) dan akhirnya akan terakumulasi air yang sangat besar. lihat gambar di bawah ini.
Image
Gambar 1.7. Kantong Air
Image
Gambar 1.8. Penampang lapisan tanah dan batuan yang memperlihatkan sebaran air. Kebanyakan air terdapat pada lapisan permukaan di dalam batuan yang dangkal.

c. Wilayah air tanah
Secara vertikal di dalam bumi terdapat sebagai wilayah air tanah, yaitu. Litah gamabar di bawah ini
Image
Gambar 1.9. Wilayah air tanah.

1) Wilayah yang masih dipengaruhi oleh udara luar.

Pada bagian ini terdapat lapisan tanha yang mengandung air, yang dimanfaatkan oleh tanaman. Bila lapisan ini telah jenuh, maka kondisi ini akan disebut sebagai tanah jenuh air (field capacity). Karena adanya gaya berat, maka zona ini akan bergerak turun. Air yang bergerak bebas karena gravitasi ini disebut air bebas, yang satuannya dinyatakan dalam persen volume air. Sedangkan air yang tidak bebas, karena terdapat butir-butir batuan, disebut kemampuan menahan air (hoding capacity.

2) Wilayah jenuh air

Wilayah jenuh air mengacu pada kedalaman air tanah, yang dapat diamati dari beberapa sumur. Kedalaman wilayah jenuh air sangat ditentukan oleh kondisi dan jenis batuan.

3) Wilayah kapiler air

Wilayah kapiler air merupakan antara wilayah terpengaruh udara dengan wilayah jenuh air. Air tanahnya diperoleh dari proses kapilarisasi (perambatan kea rah atas).
4) Wilayah air dalam

Wilayah air dalam terdapat di dalam batuan, dan biasanya terletak di antara dua lapisan kedap air. Sungai dan air tanah mempunyai hubungan yang sagat erat. Misalnya, sebagai besar air sungai berasal dari air tanah. Dan sebaliknya, ada air tanah yang berasal dari rembesan air sungai.

5) Mata air

Air tanah, seperti sifat air yang lainnya, selalu bergerak menuju tempat yang lebih rendah, dan pada titik atau celah tertentu dapat mucul di permukaan bumi sebagai mata air. Mata air dapat merupakan titik awal suatu sungai atau danau. Perhatikan penampang perlapisan batuan dan kondisi yang diperlukan untuk terjadinya sumur artesis.

Image
Gambar 1.10. Penampang lapisan batuan

E. PERAIRAN DARAT
Dalam mempelajari perairan darat tidak dapat dilepaskan dari mempelajari Daerah Aliran Sungai (DAS). Hal ini karena perairan darat sebagian besar menempati suatu DAS. Bentuk maupun ukuran DAS yang satu dengan lainnya berbeda-beda. Sehingga terbentuklah macam-macam pola aliran sungai yang akhirnya membentuk suatu system yang dinamakan Daerah Aliran Sungai (DAS). Maka pengertian DAS adalah suatu wilayah daratan yang secara topografik dibatasi oleh punggung-punggung yang menampung dan menyimpan air hujan untuk kemudian menyalurkannya ke lalut melalui sungai utama. Wilayah daratan tersebut disebut dinamakan Daerah Tanggapan Air (DTA) atau catchment area. Makin besar DAS, makin besar pula daya tempungnya. Contohnya adalah DAS Ciliwung.
Sebuah pulau terdiri atas beberapa daerah aliran sungai. Hujan yang turun di atas sebuah DAS, sebagian akan meresap ke dalam tanah dan sebagian lagi mengalir ke sungai-sungai. Kelestarian sebuah sungai juga ditentukan oleh kelestarian daerah aliran sungainya. Pada DAS yang gundul dan tidak berhutan, air hujan yang meresap ke dalam tanah sangat sedikit. Akibatnya sungai itu kering pada msim kemarau. Selain itu, DAS yang gundul mengakibatkan erosi. Hasil erosi akan masuk ke sungai0sungai dan mengakibatkan sungai menjadi dangkal. Sungai yang dangkal, daya tamping airnya berkurang sehingga mengakibatkan banjir. Oleh sebab itu, mengingat pentingnya manfaat sungai, maka DAS harus dijaga kelestariannya. Salah satu diantaranya ialah dengan menjaga agar hutan di DAS tidak dirusak.

a. Pola Aliran Sungai dan Daerah Aliran Sungai

Tipe sungai mempunyai pola aliran tersendiri. Ada beberapa tipe pola aliran sungai, diantaranya sebagai berikut.

1. Pola aliran radial

Yaitu sungai-sungai yang mengalir dengan memiliki pola menjahui atau keluar dari sebuah dome (pegunungan kubah) ataupun cekungan. Jika menjauhi puncak dome disebut sebagai pola aliran radial sentrifugal. Jika menuju daerah cekungan diseut sebagai radial sentripetal.

2. Pola aliran dendritik

Pola aliran sungai berbentuk seperti akar pohon dengan cabang-cabangnya. Sebuah sungai induk mendapat aliran dari sejumlah anak sungainya.

3. Pola aliran trellis

Pola aliran sungai yang merupakan kombinasi dari sungai konsekwen, resekwen, dan obsekwen, di mana sungai mengalir sepanjang lembah dari suatu bentukan antiklin dan sinklin yang parallel.

4. Pola aliran anural

pola lairan sungai yang membentuk lingkaran dan melewati batuan induk, karena daearhnya telah mencapai stadium dewasa.

5. Pola aliran pinnate

Pola aliran sungai yang anak-anak sungainya membentuk sudut-sudut lancip dengan sungai induknya.

6. Pola aliran rektanguler

Pola aliran sungai yang aliran-alirannya melalui daerah patahan, baik patahan sejati maupun joint.

Image
Gambar 1.11. Beberapa aliran sungai (a)pola radial sentrifugal (b) pola radial sentripental (c) pola dentritik € pola anural (f) pola rectangular (h) pola paralel

F. Banjir
Bencana alam banjir dan kekeringan yang silih berganti yang terjadi di suatu wilayah atau daerah merupakan salah satu dampak negatif kegiatan manusia pada suatu DAS. Dalam hal ini dapat dikatakan bahwa kegiatan manusia menyebabkan DAS gagal menjalankan fungsinya sebagai penampung air hujan, penyimpanan, dan pendistribusian air tersebut ke saluran-saluran atau sungai.

Titin Suprayatini Hsb, All right reserved.
Designed By Mhd Ali Usman Hsb